DIRIKU TETAP SAYA




Di Pojok Kota Studi,bagian Utara Holandia Jayapura, sejak pada hari tanggal, Kamis 23 Maret 2017 ,pada tatkala itu, ada sepata kata emas telah hadir di benak Yulianus Cebol Edowai,yaitu,” DIRI”.  Kemudian itu saya telah mengimbang sepata kata emas “diri” itu,hasilnya mengenal diri sendiri adalah sebuah perjuangan yang berat bagi Yuli Cebol.  Karena terkait dalam Poor Richards,Almuanak (1750),Benjari,Fraklin, pun juga menyatakan ada tiga hal yang sangat keras,yaitu : Baja,Permata,dan berusaha mengenali diri sendiri.


Demikian,ada juga kolega-kolega dari Yulianus di Kampus Merah Universitas Cenderawasih menyatakan, siapa kamu terungkap  ketika kamu sendirian, bukan ketika berada di hadapan orang,ketika ingat binary meredap,stadion sepi,pesta berpora berakhir, ketika akan berada dalam kesendirian,yang sunyi.  Terkadang kesendirian menjadi “ musuh” yang mengesakan bahwa kita terbiasa menerima pujian yang membuat kita melambung tinggi. Ada yang menghargai diri kita ketika seorang diri.  Tak jarang dalam kesendirian,tanpa pujian,kita justru memuji diri sendiri. Besar kemungkinan hal ini terjadi karena  kita terlalu banyak  dipuji.  Bahkan kadang kita justru lebih berani,ketika tampil di hadapan orang, tetapi menjadi pengecat  ketika sendirian. Sendirian adalah situasa dan suasana yang mengakutkan.

Soal itu, saya siap ingin erat kaitan dengan sebuah contoh  dan contoh itu akan menjadi panutan seesensi dengan sebuah kata “DIRI”atau telah menjadi topik serius tersebut di atas, bahwa contohnya yang sangat simpatiksasi bagi Yulianus Cebol Edowai, di sini adalah  sepak bola.  Sebab sepak bola adalah  alat untuk melihat  diri kita sebagai  manusia yang tak sempurna. Segalipun saya mengutip kata-kata bijak dari para Tokoh-tokoh jenius di sepanjang sepak bola dunia dewasa ini, faktanya mereka adalah  orang biasa,terbatas dan berdosa.  Mereka di anggap “luar biasa”  karena kerja keras dan akumulasi keberuntungan yang menyertai mereka. Namun,disisi lain, hidup mereka, mereka hanyalah manusia yang juga membutuhkan uluran tangan sesama mereka.  Beberapa di antara mereka  ada yang mengadari bahwa,prestasi karunia ilahi,dan sebagian lagi,rupa diri.

Kemudian lanjutan dari itu,sepak bola adalah alat  untuk melihat diri agar memiliki opportunitas atau semangat berjuang, ketepatan,ke cepatan bertindak,dan sterategi atau pelatihan yang akurat dan lugas. Karenanya kita tidak perlu mendewakan,insane-insan sepak bola,seperti yang di ungkapkan oleh mantan pelatih dan sepak bola asal Meksiko,Hugo Sanchez, menurutnya bahwa, “ siapapun yang menemukan yang menemukan sepak bola harus di sembah sebagai Tuhan.” Atau mendewakan sepak bola itu sendiri, seperti yang di ungkapkan oleh Penulis Inggris atau roh Inggris ,Antonny Burgess,menurut dia  mengutip dari Alkitab bahwa , “ Anda harus bekerja lima hari. Hari Ketujuh adalah Hari Tuhan. Dan Hari Keenam adalah harinya sepak bola.”  Kata-kata tersebut hanya akan menjadikan sepak bola berada dalam wilayah Nusantara Merah Putih dalam Nasional dan Endan di Luar Negeri.

Namun itu,maka saya memunculkan sebuah pertanyaa, mengapa melihat diri adalah hal yang penting?  Karena Anda dan saya sertakan kita semua manusia mencenderung tidak tahu diri,dan memang tidak ada indera yang mampu melihat diri.

Selain itu , juga  karena adanya dua estrem  di dunia ini, yaitu  : “ menghina diri dan memujua diri.” Dalam teks yang di kokohkan sebuah topic serius ini mengajak kita untuk melihat hidup manusia sebagai karunia. Jika kita memandang hidup sebagai  “ karunia” terhinndar dari ke dua ekstrem tersebut di atas.

Dalam kosa kata bahasa Ibrani, yang saya telah membaca ketika ada sempatan untuk membaca Kitab Suci Tuhan,pada versi Kitab Kejadian, bahwa” Manusia adalah Adamab.  Itulah sebabnya mengapa berbagai agama di dunia ini,menyakimi bahwa “ manusia pertama adalah “Si Tanah” adalah Adam. Dalam Bahasa Latin Homo,memiliki akar kata yang seidentiti dengan humus, yang berarti Tanah. Namun,  “Si Tanah” diri di ciptakan sebagai Imago Dei” yang artinya citra dengan Tuhan Sang Pencipta. Itulah sebabnya manusia lebih tinggi dari pada segala spesies lain,seperti binatang atau tumbuhan. Jadi, manusia sehakekatnya bersifat paradox. Sekalipun berasal dari tanah,manusia dibuat sedemikian rupa Oleh Sang Pencipta.

Nah,karena manusia dibuat dari tanah,ia semustinya tidak memiliki fondasi untuk bersifat arogan, dank arena diciptakan  sebagai spesies yang sangat spesial,ia juga tidak seharusnya menghina diri. Memandang hidup sebagai karunia,memungkinkan kita untuk memiliki kehidupan yang tepat.

Semoga dengan segala keterbatasannya,tulisan ini membantu anda untuk memiliki dan memilih kaca mata baru dalam memandang dinamaka  hidup.  Representasi kecilnya ada di lapangan hijau,tetapi hidup sesungguhnya  ada di lapangan kehidupan ini, mulai dari Cick off hingga peluit panjang berbunyi.  Sepak Bola adalah Pemain yang identik Kesalahan. Tim yang menang adalah  Tim yang melakukan sedikit kesalahan.(Cebol ,Yuli,Edowai).

Hlandia ,Jayapura,Kamis 23 Maret 2017,Am : 10: 51,WPB.

 

 

 


 

Related Posts:

0 Response to "DIRIKU TETAP SAYA"

Posting Komentar