PAPUA SEDANG SAKIT MERANA
Wajah Negeri ku Papua ini ,tatkala dahulu,sebelum saya dilahirkan dari uterus bundaku Noukai Natalia Pinibo alam , di dengarnya ,bahwa Negeri Papua tersebut seolah-olah bagaikan seorang wanita Primadona yang begitu jelita dan indah serta pesona di pandang parasnnya. Namun sehingga itu ,tetapi saya telah datang keluar dari rahimnya Noukai Natalia Pinibo alam dan menuju sampai ditibakan saya di atas pangkuan bumi pertiwi Cenderawasih ,Negeri Papua, lalu saya melihat wajah panorama Papua sudah berubah lebih jauh dari pada yang berwajah awal di Negeri Papua.
Warna-warni dan keindahannya , sudah diruntuhkan,dan menggatikan menghiasi dengan warna-warni kesedihan, kesakitan, dan kenestapaan serta bermulty berdukacita bahkan tawah yang dicatkan oleh seniman-seniman dari segerombolan manusia asal negeri asing. Namun sehingga itu, sampai saat ini pusaka kejayaan bagi anak negeri Cendrawasih Papua ,tidak dilazimkan lagi. Karena nafsu untuk menghilankan kepesonaan pusaka kejayaan lebih tinggi dibandingkan dengan nafsu untuk melestarikan dan mencegah keindahan panorama dari pada upeti-upeti yang mulia dan unggul sangat teramat lebih diminimalisir.
Sehingga sampai pada saat ini, bangsa Papua sedang sakit merana ,dan lama bertahuan-tahun selama ini sampai saat generasi saya hari ini. Negeri Cenderawasih berapa puluh tahun telah sakit merana disertai dengan multy luka-luka yang parah dan terhebat . Hingga saat hari ini pun masih belum di balutkan oleh pihak meditas mana pun yang masih ada di lingkungan Negeri bagi kulit hitam Papua.
Papua, Negeri pusaka bagi berkkulit hitam ,tetapi dimata dalam teealah penulis bahwa ,Negeri ini telah menimpa berbagai luka-luka yang begitu parah atas hati Negeri berkulit hitam, Negeri Cenderawasih ini. Negeri berkulit hitam dari somatologi menurut adicita antropolog pun mengakui bahwa, Negeri Cenderwasi pada bagian Pantat, Badan, Dada, Leher, Kepala, dan Hati serta Benak Negeri Papua telah tertimpa dengan bermulty Luka-Luka yang begitu terhebat dan parah bahkan sampai sakit merana yang begitu panjang dan lama.
Berbagai manusia asing asal Negeri barat mana pun mengunjungi ke Negeri Papua dengan tujuan untuk mengobati dan membalutkan demi Luka-luka pada bumi Cenderawasih ini, tetapi sampai saat generasi saya hari pun masih belum tertolong dari itu. Malah tambah melukai dan menyakiti yang terhebat dan parah, karena diantara itu banyak segerombolan orang seolah-olah group farmasi alias pembuat obat-obatan untuk itu , tetapi itu bukan obat-obatan untuk menyembuhkan,memulihkan, dan menolong bagi Negeri Cenderawsih kita tersebut, kawan. Karena mereka mengkhiati, meludahi, menghina, bahkan sampai memperkosakan, merampokan, dan menculikan sehingga , tertimpa bermulty luka-luka dasyath pada mata, telinga, muka, perut, pantat, paha, leher, kepala, atau bahkan seluruh 66 (enam puluh enam ) anggota tubuh Negeri , bumi cenderawasih Papua sampai hari ini pun masih ada sakit merana yang begitu terhebat .
Untuk memikirkan tetang itu , hanya saja sedikit dari segerombolan orang yang berpikir soal itu dengan akal jenius dan bijak sebab visi kekelak dengan tujuan menyembuhkan dan membalutkan mulity luka-luka dan sakit merana yang bertahun-tahun telah menimpa atas Negeri kita, Papua yang begitu parah selama ini. Secara defaktonya ,dilhat dari suasana kesehatan Papua pada akhir-akhir sebulan sepan kemarin pada bulan mei 2017 di Jayapura dan Papua di seluruh warga Papua mejadi berducita dan besedih yang terhebat sampai detik ini ,masih belum surut dan berhenti.
Hai bagi para pihak yang punya otoritas ,yaitu Pemerintah, baik daerah Kabupaten dan pemerintah Provinsi ambil regulasi dengan bijak untuk mencari dan mendapatkan obat-obatan mujarab untuk memulihkan,menyembuhkan, menyegarkan dan mengobati demi segala tangisan,ratapan,tawah dan duka bahkam sampai sakit merana yang begitu terhebat yang telah hadir dan menimpa atas Tanah Kulit Hitam ,Negeri Papua. Karena bagi para pemerintah sebagai pemberi resep, dan tiket untuk mengurus dan meminum obat-obatan mujarab terhadap Anak Negeri Papua ,karena anak negeri Papua adalah asset agen perubahan demi Negeri Cenderoawsih pada kemudian hari.
Supaya itu bagi kita Anak Negeri Cenderawasih Tanah Papua pun juga,perlu membaca wajah Negeri Papua selama ini,yang sudah diruntuhkan oleh pihak-pihak yang tidak bersangkutan. Agar anda dan saya yang se asal Negeri ini, Bumi Cenderawasih tersebut adalah terhitung dalam golongan generasi penerus bangsa Papua untuk besok. Sebab itu, perlu jaga terhadap tawaran-tawaran yang tidak disignifikan dan esensi bagi anda dan saya bahkan tidak sesuai dengan kehendak demi warga dan bangsa Papua kita.
Karena anda dan saya adalah salah satu obat mujarab yang berkhasyiat ulet dan tinggi untuk mengobati kepada bangsa Papua. Supaya yang lebih singnifikan dan diharapkan disini kepada Anda dan Saya,dalam konteks bidang pendidikan : Bidang pendidikan Pendidikan, bidang pendidikan Ekonomi, Bidang Pendidikan Hukum, Bidang pendidikan Kesehatan, dan bidang pendidikan keagamaan ,bahkan bidang pendidikan politik dan sosial dan lain sebagainya adalah penemu obat mujarab bagi Warga Masyarakat Papua dan Negeri kita,sumber daya alam di bumi cenderawasih Papua.
Namun pada itu,dengan hakikatnya bahwa, pemerintah sebagai tiket transportasi pendidikan baik Udara,laut dan darat arti pedonatur, pemotivator, ke arah yang lebih luas dan jauh, dan saya dan anda keloega ku adalah penemu dan produk obat-obatan alias (Farmasi) dengan tujuan untuk memullihkan, membangun,dan mengoboti terhadap tanah kita dan Negeri kita bumi cenderawasih,Tanah Papua dengan hati yang lebih jenius dan bijak sesuai marifat yang diberikan oleh Tuhan kepada kita dilandasikan dengan kekutan takut akan Tuhan.
Yulianus
Edowai adalah Mahasiswa Hukum Uncen Jayapura-Papua.
0 Response to "PAPUA SEDANG SAKIT MERANA"
Posting Komentar