MASALAH PENINDASAN HIDUP MENJADI AGEN PERUBAHAN
OLEH:
Yulianus Edowai
Edowai,siap
ingin mencurahkan ada beberapa masalah penindasan hidup yang telah menggantungi
di dalam lubuk hatinya yang paling mendalam. Hal itu buat pembaca dan pemerhati
menjadi agen perubahan pada haluang hidup dan akan kehidupan kita kemudian
hari.
Sesungguhnya
itu,pentingnya untuk dipahami sejak awal bahwa banyak orang juga merasakan
pendindasanmu selain Yulianus Edowai,ketika mengetahui masalah ini, ditindas,
disayangnya sama umumnya dengan terkena Flu atau kaki yang terbentur. Saya bepergian di beberapa tempat di
Papua,dari Dogiyai ke Nabire dan dari
Nabire ke Timika,dari Timika ke Jayapura selanjutnya disebut Ibu Kota Provinsi
Papua,bahkan akal saya ke seluruh dunia untuk berbicara kepada anak-anak muda
tentang isu ini. Tak peduli kemanapun saya pergi,masalah penindasan hidup dan
menjadi agen perubahan adalah topic serius yang menjadi keprihatian bagi banyak
orang. Kamu,saudara-saudariku remaja di
setiap sekolah,setiap kota,dan setiap Negara serta setiap gereja memberitakan
saya bahwa,mereka memiliki luka fisik,sakit mental, serta emosional ditindas.
Seseorang
yang telah memasuki pada tahapan remaja dan berperan salah satu bagian untuk
menjadi pemimpin dalam mulai dari sekelompok organisasi keluarga,samapi
kelompok organisasi yang lain yang belih tinggi dari itu,maka harus
mengantisipasi perubahan tetapi bukan
hanya itu tugas pemimpin melainkan pula para kaum rejama. Ia harus mampu
membawah perubahan organisasi,keluarga, dan dirinya para remaja. Seorang remaja di Timika berkata kepada
saya,bahwa dia sudah mencoba membunuh diri delapan kali karena masalah di
tindas di sekolah. Seorang gadis kecil
menggemaskan diri Provinsi Papua yang tinggal di Nabire, Siriwini Bawah,datang
menghampiri saya dan sambil seraya menganis ,setelah saya bicara tentang
masalah penindas. Dia,berkata padaku, “ Aku di ejek setiap hari karena aku
orang Provinsi,sebab aku satu-satunya orang Indonesia di seluruh sekolah.”
Saya
mendengar kisah-kisah serupa dari masalah korban penindasan melalui dunia maya
dan baca buku ,seperti di Londong Inggris, Brazil, Australia, dan Indonesia
serta Rusia bahkan seluruh dunia. Sebab tidak semua orang sudi dan gemar untuk
perubahan dari masalah penindasan dan selalu ada respons yang berbeda bila
seseorang membawah transformatif alias perubahan. Masalah ini ada dimana-mana dan memiliki
beragam motif. Kebanyakan dari kita taka
sing dengan penindasan di masa kanak-kanak yang mengancam memukuli kita, atau
menghasut rekan-rekan kita. Orang dewasa bisa mengalami masalah penindasan
dalam motif pelecahan seksual atau diskriminasi
berdasarkan ras,agama,identitas seksual, atau cacat yang dimiliki.
Pelakunya bisa buat alasan rekan sekerja,guru,pelati, atau kekasih siapa saja
yang menyalahgunaan kekuasaan posisinya.
Bila
tidak ada,ia belum dapat membuktikan dirinya sebagai seorang remaja,seorang
pemimpin dari diri,keluarga,dan organisasi,baik gereja mau pun roda dinamika
perkembangan pemerintahan. Apalagi kepemipinan transformatif adalah pilar
penting dalam kepemimpinan berdasarkan
Alkitab untuk menindas masalah penindasan itu untuk menciptakan perubahan itu
urgen hidup.
Sedihnya,
orang tua juga bisa menjadi pelaku penindasan. Bunuh diri merupakan masalah
serius di antara muda-mudi di Papua dan di Indonesia,sebagai masalahnya adalah
banyak remaja berada dibawah tekenannya istimewa,untuk meraih nilai tinggi agar bisa masuk ke sekolah-sekolah terbaik
dan akan mendapatkan pekerjaan terbaik
dengan membayar terbesar. Layak bila orang tua menginginkan anak-anaknya berhasil, tetapi ketika Ibu atau Ayah
memberikan kasih sayang serta dukungan hanya ketika anak-anak mereka sukses di
mata mereka,itu suatu bentuk masalah penindasan. Ada satu kasus ketika orang
tua menyundut anak mereka dengan api rokok karena menilai raportnya tidak
mencapai standart mereka. Itu sebuah contoh estrem ,tentu saja, tetapi saya memjumpai
kisah-kisah serupa seluruh dunia.
Pengalaman
ditindas yang paling utama dan umum adalah ejek atau ditertawakan karena “ berbeda” dulu hal-hal tertentu. Saya
contoh yang pas untuk hal ini. Selama sebagian besar hidup,saya sudah menjadi
magnet besar bagi para penindas. Saya sudah mendengar segala macam komentar
keji yang bisa dibayangkan terkait kurangnya latarbelakang hidup saya dan tubuh
saya,lelucom kejam,bahkan ancaman fisik.
Menjadi
agen perubahan hidup dari masalah penindasan itu,sesungguhnya itu,seluruh kaum
muda-mudi,remaja,dan rakyat mengalami pertobatan dalam hidupnya, diharapkan
pertobatan itu menghasilkan perubahan dari penindasan juga di bidang ideo
ekologi, ekonomi, kemasyarakatan, budaya,struktur, sosial,ideology, dan semua
bidang lainya. Dengan kata lain ,setiap orang dipanggil utnuk menjadi agen
perubahan. Sebab juga,perubahan dari masalah penindasan itu bisa saja beresiko
gagal atau organisasi baik kelompok,keluraga dan organisasi nasional bisa
mengalami masalah penindasan akibat kegagalan tersebut. “Namu,Tetap
Saja,Bila Kawan Tertindas ,Rasanya Menyakitkan”.Tetapi Transformatif dari problem penindasan itu ,bisa juga
membawa kesuksesan kendati kesuksesan itu bisa menghasilkan masalah penindasan
untuk kesuksesan baru lebih tinggi lagi. Sehingga itu,sebagai sebuah kata sandi
emas oleh Edowai buat anda dan Yulianus menjadi fondasi hidup dari masalah
penindasan untuk mewujudkan pada agen perubahan hidup kita adalah “Manfaatkan Iman dan Kekuatan Allah”.
Di Ruang Studi -Jayapura,10 April 2017
The Writted By : Yulianus Edowai Mahasiswa Hukum
Unce Jayapura Papua.
0 Response to "MASALAH PENINDASAN HIDUP MENJADI AGEN PERUBAHAN "
Posting Komentar