KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
Penulis panjatkan kepda Allah Bapa ,Tuhan kita ,Yesus Kristus,karena atas
marifat,pengertian dan pengetahuan serta
hidaya-hidaya-Nya, maka penulis telah dapat di selesaikan, buku yang berjdul: “DARI HUTAN
BERANTARA ATOU PUGI MENUJU ATOU BARU” dalam durasi waktu yang lebih mendukung dan
tepat serta singkat.
Sehingga itu, penulis akan mencurahkan
dan mencurhatkan tentang Atou dan keadaan Willayah Atou dari Atoupugi. Dan pemeisahkan dan perbedaan sebuah
kata Atou dan Atoupugi.
Kemudian itu ,dari pemisahan kata
,Atou , menjadi pertanyaan . Dan Pertantanyaannya adalah :
kenapa ada kata Atoupugi? Dan Kenapa kata Atou? Sahutnya Atoupugi artinya : Hutang Rimba. Dan sedangkan
Atou artinya: Nama sebuah Kampung, yaitu Kampung Atou. Jadi, Atou
dan Pugi artinya : Hutan Berantara.
Dan yang Atou artinya: Telah membuka Hutan jadi Kampung.
Kemudian dari itu,penulis telah
membicarakan lewat tulisan ini,ada bebera hal ,yaitu antara lain:
Letak dan keadaan Kampung Atou; Batas-batas
Wilayah dari Atou; Kepadatan
kependudukan d an perekonomian, Pertanian, peternakan, perikanan, dan
perkebunan, serta pertuganang; bagimana kerjasama dengan pemerintah ataou
dengan Pemerintah Kabupaten serta Masyarakat
Atou; Bagimana Cara penggunaan
Dana Desa; Kecapan Kepala Desa Atou
terhadap Dana Desa ; Prasasti berupa apresiasi dari pelajar,Mahasiswa Seasal Atou kepada Intelektual serta seluruh
warga Kampung Atou; dan Penutup Puisi serta persebahan dari
penulis kepada Hutan Rimbah Atou dan Seluruh penghuni Atou.
Maka jelas buku
ini bermanfaat bila dimiliki oleh Anda, karena
didalamnya memuat penjelasan dan solusi dalam menggali dan memelihara motivasi
nilai-nilai hulur budaya serta upcara pesta adat kepemimpinan tradisional yang
telah tersebut paragrafh diatas oleh penulis itu.
Semoga apa yang
dikerjakan oleh kita untuk kita semua,dan
ini mendapatkan manfaat sebesar-besarnya
bagi kepentingan masyarakat Atou pada khususnya dan pada umunya kepentingan
bersama bagi para yang pecinta budaya kasih dan dibalas oleh kebaikan yang
lebih besar oleh TUHAN Yang Maha Esa. Amin.
Jayapura, 10 Juli ,2017
Penulis
Yulianus Edowai
SARI KATA
Kampung Atou
adalah salah satu Kampung yang ada di tengah-tengah Pegunungan Tengah
Papua di Indonesia yang paling ujung dan langsung berbatasan dengan sebuah
kabupaten yang paling Indah di seluruh Indonesia yang paling ujung, yaitu Kota Kaimana
,yaitu Kota Kaimana adalah Kota senjah Indah .
Kampung Atou,dulu
didalamnya telah dibagi wilayah-wilayah adat kecil, diantaranya, : (1) Adaihati,(2) Gekobago,(3) Gopei, (4) Tumiyaikunu, (5)Moudagi, (6) Gawamani,(7)
Wodamaida, (8) Iyomouto, (9) Gokeidimi,(10) Dogihauto, (11) Gabemakida,(12)
Okehage,(13) Madagi, (14) Tikigeibutu, (15) Maimani,(16) Digihaga,(17)
Odehaidimi, dan (18) Mugomani. Pembagian nama-nama wilayah adat terkecil
tersebut di atas merupakan termasuk dalam nama Atoupugi bukan dalam nama Atou,sehingga termasuk dalam
adminstratif Pemerintahan Desa Putaapa Distrik Mapia Kabupaten Nabire,sejak
itu.
Namun sehingga
itu, tetapi adanya dinamika perkembangan
pemerintahan secara global bermekar,sehingga akhirnya ada pemekaran
pemerintahan,baik pemekaran Desa atau Kampung, Distrik atau Kecamatan dan Kota
atau Kabupaten serta Provinsi dalam era reformasi Soekarno terbimbing dari
decade ke decade sampai pemerintahannya Susilo Bambang Yudiyono hingga terkini
searang ini Jokowidodo Presiden Republik Indonesia,sekarang ini. Namun pada puncaknya Papua telah terlahir
suatu sistim nasional yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang
Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Papua dan selain Papua yaitu di Aceh
Undang-Undang Quwanium sisitimnya sama dengan Otsus.
Baru
kemudian sistim pemerintahan Otonomi dari pemerintah Pusat kepada pemerintah
Daerah di beberapa daerah seluruh Indonesia, di antaranya di Papua sehingga itu
menjadi regulasi untuk penambahan berbagai
pemekaran pemerintahan mulai dari tingkat Desa sampai Provinsi. Dari itulah nama Atoupugi berubah melahirkan nama baru
yaitu Atou dari Atoupugi dalam rahim Otonomi Khusus bagi Papua.
Namun sehingga itu ,disini hanya
penulis siap akan jelaskan tentang sebuah nama Atou sejak lahirnya sebuah nama
Atou hingga saat ini, melalui kegiatan-kegiatan prospek untuk membangun sebuah
Kampung dari hutan berantara menjadi Kampung dambaan bagi warganya. Sedangkan sejarah dan terbentuknya Atoupugi
sertakan juga lagi 18 (delapan belas ) wilayah adat kecil dari nama Atoupugi
dari adminstratif Pemerintahan dibawah
naungan Putaapa, soal itu penulis tidak
akan membahas pada buku ini tetapi saya akan membahas dan menguaraikan mengenai
itu, mimpi penulis pada rencana cetakan buku yang akan datang,barulah penulis
akan jelaskan dan muat.
Hanya saja penulis akan tulis
disini adalah Pada seputar sebuah nama Atou bukan Atoupugi, disertai dengan
pandangan utama dari Kepala Desa Atou Yohanes Nipoto Nokuwo terhadap Warga
Kampung Atou untuk membangunnya Kampung Atou dari sumber dana Prospek bahkan
sehingga jadi membuka jalan tikus dari Kampung Atoupugi/ (Lama) membuka menuju
ke Atou Baru.
Daerah kegiatan secara administratif termasuk kedalam Desa
Atou Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai Provinsi
Papua, di Nusantara Indonesia , Daerah prospek, visi utama oleh Bapak Ferdinand
Gobai, kini selaku Ketua I DPRD Kabupaten Dogiyai dia pun juga punya visi besar
untuk membangun Kabupaten bukan dari Kota Kampung-Kampung tetapi dari Kampung
ke Kota,itulah visi utama Gobai.
Namun sehingga itu,akhirnya adanya sinkronisasi,komunikasi,
dan kerja samanya, antara Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo, kini selaku Kepala Desa
Atou, Bapak Ferdinand Gobai, kini selaku
Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dogiyai (DPRD), Mudestus Edowai, Paskalis Edowai, Martinus Edowai, dan Yeremias Nipoto Nokuwo
serta dengan seluruh warga Kampung Atou, sehingga ada kesatuan dan persatuan untuk
membangun dan mewarnai kampong Atou.
Dari seluruh prospek yang ada dipilih lokasi yang sekarang
statusnya masih jalan tikus dari perbatasan Kampung Putaapa menuju membuka
jalan raya ke pusat Kampung Atou dan dipilih
lokasi prospek swadaya untuk pengambilan pasir di jembatan sungai Mapia
melewati Kampung Putaapa . Kendaraan yang mereka gunakan disana motor beroda
dua , berjumlah 4 buah motor yang dimiliki oleh anak negeri Atou.
Pembangunan membuka jalan tikus menuju menjadi jalan raya
dari perbatasan Kampung Putaapa menuju pusat pemerintahan Kampung Atou
kira-kira 50 KM. disana menjadi daerah pilihan merupakan salah satu wilayah
prospek yang telah dibuka tuhan rimba oleh PT. Swadaya . Memulai
tahun sejak pada tanggal 5 Januari
sampai dengan bulan Juli 2017, seluas 2,5 x 1,5 km2. Pelebaran jalan dari
jalan ke rumah 30 meter, akal John Nipoto Nokuwo selaku Kepala Kampung Atou.
Dengan cara tersebut diharapkan
ongkos angkutan , berupa besin, solar, kalau dirusak motor untuk ongkos
perbaikan motor perlu dibantu oleh warga masyarakatnya serta Kepala Kampung. Sistim pengolahan pasir dan semen secara
sederhana (amalgamasi) di daerah penyelidikan bisa dilakukan mengingat kadar pasir
dalam batuan relatif tinggi.
Jayapura,20 Juli 2017
BAB I.
KAMPUNG
ATOU
A.
LETAK DAN
BATAS-BATASNYA
Atou terletak di bagian Timur dari Benua Australia menghadapi ke Samudera Pasifik. Selain itu
Atou terletak di bagian Utara Benua Asia Menghadapi ke Samudera Hindia. Atou
disebelah selatan berbatasan dengan Mimika Barat Jauh Kokenau,Kapiraya,Wotai,Digihou,
Bidau dan langsung berbatasan dengan Distrik Unito Admintratif Pemerintahan Dogiyai. Atou
disebelah tenggara berbatasan dengan Ihago, Atou bagian barat berbatasan dengan
Modio, Yegoukotu, Abouyaga , Atou
sebelah Utara berbatasan dengan Putaapa,
dan Diyeugi, dan Atou sebelah
Timur berbatasan dengan Pona, dan
ditengahnya Sungai Mapia.
1.1.Letak
Kampung Atou
Orang sering menyebut Atoupugi dengan maksud “ Hutan Berantara” dan Atou
dengan maksud telah membuka Hutan Berantara “Jadi Satu Adminstratif Pemerintahan Kampung ” yang jelasnya
begitu demikian . Kadang-kadang menyebut
“Atou” saja,baik untuk menyebut
Hutan Berantara Atoupugi maupun untuk menyebut salah satu pemerintahan terkecil yaitu
Kampung Atou,padahal Atoupugi dan Atou keduanya berbeda. Maka Pemerintah
Kampung Atou berada di Pemerintahan Kecamatan atau Distrik Mapia Tengah dan
Pemerintah Kabupaten Dogiyai dan termasuk pemerintahan Negara adalah Negara
Indonesia.
Dengan luas
wilayah Kampung Atou 1.400 Ha serta Suhu udara rata-rata 20 o Celcius dan suhu
minimum 30o Celsius serta curah hujan
rata-rata dalam setahun 227 -387 mm
dalam 5 (lima) tahun sekali dengan kelembapan
udara 194 % serta ketinggian dari
permukaan laut pada interval 1.284
Meter.
Penyebutan Atoupugi sebaiknya jelas,untuk pemerintahan Adminstrasi Atou akan disebut secara lengkap,sedangkan jika
dijumpai sebuah kata Atou saja atau
Admintratif Pemerintahan Kampung
Atou maka yang dimaksud adalah Kampung Atou.
1.2.
Pemisahan Arti Kata Atou dan Atou Pugi.
Nama Kampung “Atou” sebutannya hampir sama dengan
sebuah kata “Atau” tetapi itu bukan kawan.
“Atou” dan “Atau” semirip tetapi “Atou”
adalah Nama Kampung dan sedangkan “Atau” adalah sebuah kata bahasa
penghubung. Selain itu ada juga “Atoupugi” dipisahkan menjadi dua
arti kata ,yaitu : “Atou” adalah : Nama Kampung.” dan sedangkan “Pugi” artinya : Hutang
Berantara atau Hutan Rimbah bagian dari pada Hutang Tropis
yang hebat.” Jadi ,Arti kata dalam totok bahasa Warga Mee
Atou tentang sebuah kata “ Atou”
pada artian dalam totok Bahasa Mee adalah Natou. Di harfiahkan secara logika pendidikan
adalah tempat persinggahan bagi seluruh umat manusia.
1.3.Batas-Batas Wilayah Atou
Admintratif
Pemerintahan Kampung Atou di bagi
menjadi 8 (delapan) wilayah baik misi maupun admintratif Pemerintahan, 4 (empat) wilayah besar dalam
geografi diposisi arah mata angin , yaitu:
a.
Kelompok
Gabemakida,dan Kelompok Digiyaga, terletak
pada Atou bagian Timur,
b.
Wodamaida,Iyomouto,dan
Kopiepa ,terletak pada Atou di bagian Selatan,
c.
Domoweta
dan Atoudimi terletak pada Atou Bagian
Barat,dan
d. Dagomakotu,terletak pada Atou di bagian Utara.
Empat
(4) wilayah besar,yaitu :
1. Utara,
2. Selatan
3. Barat dan
4. Timur
B.
KEADAAN ALAM
Alam dan Atou memiliki luas kurang
lebih 12.370 Km2 terdiri dari 4
(empat) gunung besar dan 1( satu) Pegunungan, dan 3 tiga buah sungai. Empat (4) Gunung terbesar adalah
Gunung Kepou, Gunung Moyago,Gunung Dogiyai dan Gunung Tiho,serta
Pegunungan Weilands Kobouge di Pegunungan Tengah Papua, di Indonesia. Wilayah
Atou berhutan Kaki Gunung , Tanah Pertanian, Peternakan, Peternakan dan
Pertukanang sangat komplesks tetapi sempit sehingga untuk memenuhi kebutuhan
produksinya harus dilakukan intensifikasi pertanian, perikanan, da perkebunan .
Gunung-gunung yang di apit di Atou
termasuk rangkaian dari pegunungan Welands Tengah Papua dari Samudera Pasifik
ke Samudera Hindia di kelilingi Pulau Papua di Indonesia. Atou sering di landa gempa bumi, oleh karena
itu rumahnya terbuat dari kayu dan dibuat tahan goncangan. Gunung yang tertinggi di Atou adalah Gunung
Kepou , (kurang lebih 1.249 m) dan puncaknya selalu tertutup salju.
Wilayah Atou yang berhutan Gunung menyakibatkan
aliran sungainya yang deras, sungai yaitu sungai Pagoo, dan Sungai Pouu dan Sungai Mapia sehingga wacananya di
manfaatkan untuk PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Air) selain itu PAM (Perusahaan Air Minum).
Ibu kota Kampung Atoupugi adalah Atou terletak adminstratif Pemerintahan Distrik Mapia Tengah Kabupaten
Dogiyai Provinsi Papua Negara Indonesia.
Kepala Kampung Atou adalah Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo yang dipercayai sebagai Bapak
membangun Kampung yang sukses . Sistim
pemerintahan Kampung Atou adalah
berdaulat Demokrasi. Dan Pemerintahan Kampung Atou di pimpin oleh seorang yang
bernama Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo ,serta lagu yang menarik di Atou adalah
Komauga.
A. PENDUDUK
DAN PEREKONOMIAN
1.3.1.
Penduduk Atou
Pada tahun 1962 penduduk Atou berjumlah berjumlah kurang
lebihnya 86 jiwa,dan kemudian pada tahun 1967
bertambah penduduk Atou berjumlah
97 Jiwa. Sehingga naik sampai pada tahun 2000,lanjutkan sampai dengan pada 2016 kepadatan penduduk Atou
naik bertambah menjadi 2. 645
jiwa . Karena adanya sistim KPU (Komisi Pemilihan Umum) di Indonesia maka
penambahan penduduk 1000 jiwa lagi ,jadi
berjumlah seluruh 2.645+ 1000 = 3. 645
jiwa. Agama yang di anut warga penduduk
Atou adalah mayoritas beragama Kristen
Khatolik. Bahasa resmi yang di gunakan
adalah bahasa Indonesia dan bahasa Asli bagi Warga masyarakat Atou adalah Berbahasa Mee Mapia. Mata Uangnya adalah Rp (Rupiah) dengan berlambang “Rp”.
1.3.2.
Marga Warga Penduduk Atou
1. Marga
Marga yang menetap yang ada di Atou adalah sebagai
berikut: Boga, Degei, Nokuwo, Edowai, Ganou, Pugiye, Dudai, Pinibo, Mayaga, Kayame, dan
Gabou.
2. Jumlah Penduduk Secara Adminstratif
Sebagaimana di ketahui bahwa jumlah penduduk yang berdomosili atau berada di Kampung Atou sebagian besar berstatus rata-rata petani, Kampung Atou penduduknya berasal dari berbagai etnis
dan berbagai suku yang ada, jadi penduduk yang
ada di sana berasal dari beberapa suku,diantaranya,yaitu penulis akan jelaskan pada table berikut
ini:
Jumlah Penduduk menurut
Marga dan Suku
No.
|
Suku
|
Tingkatan
Generasi
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||||
1.
|
Mee
|
Remaja
|
67
|
83
|
150
|
2.
|
Mee
|
Dewasa
|
125
|
145
|
270
|
3.
|
Mee
|
Janda
dan duda
|
33
|
23
|
56
|
4.
|
Dani,Moni,Damal
|
Papua
Pendatang
|
………….
|
………….
|
……
|
5.
|
Asing
|
Non
Proto Papua
|
………….
|
……………
|
……
|
Jumlah
|
225
|
251
|
476
|
Sumber data : Kanor Kampung Atou 2015/2016
Data Penduduk tersebut di atas ,penulis masih belum tulis
bagi para intelektual dan yang sedang berpendidikan. Bila kesempatang yang akan datang, waktu yang mendukung dan
tenaga yang sehat, sehingga itu berarti penulis siap ingin akan terbitkan
buku lagi, akan pada itulah penulis akan deskripsikan secara detail serta yang
masih kurang pada buku ini.
BAB II
EKONOMI
KAMPUNG ATOU
A.
NILAI EKONOMI ATOU PADA P-5
Nilai
luhur Ekonomi pada Warga Masyarakat Atou
merupakan Perkebunan, Pertanian, Peternakan,
Perikanan, dan Pertugangan, selanjutnya
disingkat menjadi (P-5).
Pada
konteks Ekonomi tersebut di atas penulis akan berpapasan dalam 5 (lima)
kategori secara garis besar sebagai berikut ini:
2.1.1. Pertanian
Hasil pertanian dan perkebunan , berupa Bawang
Merah,Bawang Putih, Kopi Arabika ,Keledei, Kacang Tanah ,Kentang ,Pepaya,serta
kacang-kacangan lain serta multi
sayur-sayuran dan buah-buahannya yang bervitan bergizi tinggi.
Pertanian ini pun juga salah satu sumber
pendapatan atau sumber usaha bagi
seluruh warga Kampung Atou ,dalam konteks ini tanaman pertanian yang favorit
bagi warga di sana adalah Kopi arabika,Jeruk Nipis,Jeruk manis, Kacang
Tanah, dan Kacang-kacangan,serta Sayur-sayuran seperti Koor, Sesauwi, dan
sayur-sayuran yang lain. Nama-nama yang termasuk dalam golongan pertanian
adalah diantara,: Markus Degei di Bagou,dan Kornelius Degei di Digiyaga, dan
lain sebagainya.
Kebun Kopi Arabika Mapia Tengah di Atou
1.1.1. Perkebunan
Perkebunan Kebun berupa ,Ubi, Keladi
Klasik, Keladi menado, Petatas, Ubi Jalar, Jagung, Kebun Buah Merah, ada yang berjenis
berwarna merah dan yang lain berjenis bewarna Kunging. Pekebunan dan pertanian
agak hampir sama karena jenis tanaman yang perlu ditanam baik pertanian maupun
perkebunan di sana adalah sosok tempatnya.
Namun demikian itu, penulis tidak
perlu terterakan gambar dan foto tenntang Kebun dan,bila perlu anda memaklumi
dan mengerti makna dan tujuan dari pada perkebunan dan pertanian ,terang bahwa
untuk mempertahankan seluruh hayad hidupnya.
Di sini penulis diperjelaskan bahwa
untuk mempertahankan seluruh taraf
hidup bagi manusia selaras dengan
makanan dan cara hidup favoritnya masing-masing.
Perkebunan tersebut seluruh warga
kampong Atou adalah rata-rata bertani, berkebun, dan berburu,sehingga Edowai
Yulianus tidak perlu sertakan Gambar tentang Kebun disini.
1.1.2. Perikanan
Perikanan
berupa Kolam Ikan Mas,Mujaer,Ikan lele dan
Kolam Itik dan Bebek ,dan sebagian warga
penduduk Atou yang kini dihuni pada interval laut di wilayah selatan Atou , kebanyakakan
menjadi pengangkap ikan terbanyak disana. Pada perikanan ini sangat di identity di
daerah Atou pada khususnya dan pada umumnya di wilayah Mapia Tengeh serta
seluruh pelosok Papua, dalam hal perikan
air tawar.
Di Kampung Atou yang telah terlibat dalam perikanan
adalah nama-nama di antaranya: Mamfred Degei, di Atoudimi ,Pius Tekege di
Bagou, David Boga di Wodamaida, dan
Kansius Boga di Wodamaida,dan yang lainnya yang ada di Atou.
1.1.1. Peternakan
Peternakan sepertinya berkaki 4 (empat) misalnya
,: Babi,Anjing ,dan Sapi, dan berkaki 2 (dua) misalnya Ayam Kampung, Ayam Potong, Bebek ,dan
Itik serta
Seluruh makanan,sayur-sayuran serta buah-buahan yang
telah tercacat dalam buku ini merupakan makan favorit bagi seluruh lapisan
warga masyarakat Kampung Atou .Di Kampung Atou ,pada konteks ini,yang sosok menjadi
mata pencaharian bagi seluruh lampisan masyarakat Atou adalah Babi, Kacang Tanah, Kopi Arabika, Buah Merah, dan
hasil buruan. Selain itu, merajut bermulti
motif Noken,serta menyangam koba-koba atau paying yang terbuat dari menurut
cara dan isti adat Mee Atou.
1.1.1.Pertuganang
Pertuganang sepertinya Tugang
sensor kayu, Tugang bangunan baik bangunan rumah hidup atau tempat tinggal
,Jembatan, Gedung Gereja, Gedung Postu dan Gedung Sekolah serta bangunan-bangunan Negara,
misalnya Gedung Kantor Distrik,Gedung pemerintahan yang lain yang ada wilayah
Dogiyai.
Pada konteks tersebut mengenai
Pertugangan ,ada banyak orang telah menjadi tugang sensor,tugang bangungan,
sehingga akhirnya mereka mampu membangung kampungnya dengan kekuatan asli
tenaga warga Kampung nya sendiri,pada khususnya di Atou dan secara umumnya di
seluruh wilayah Papua.
Namun dari pada itu, kini di
Kampung Penulis terhadap tentang
bangungan tidak perluh cari tenaga kerja lain di luar dari Kabupaten Dogiyai. Tetapi sayangnya alat dan bahan-bahan
bangungan untuk membangun Kampung menuju distrik.
Selain Ekonomi
itu potensi alam yang termisteri
dalam perut tanah admintratif
pemerintahan Atou terhadap potensi alam diantaranya adalah emas,perak,tembaga,timah,batu bara,serta
material yang lain.
A. KERJA
SAMA DENGAN PEMERINTAH
Hubungan Indonesia dengan Pemerintah luar cukup baik. Sehingga hubungan
kerjasama Papua dengan Indonesia pun juga cukup baik perspektif adminstrasi
pemerintahan pada roda pemerintahannya.
Sehingga Pemerintah Dogiyai dengan Pemerintah Provinsi Papua
serta sentraliassinya juga pula demikian baik.
Namun padanya itu, sehingga
Pemerintahan Desa Atou,pada konteks itu Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo kini selaku
Kepala Kampung Atou ,beliau mampu
berjuang bahkan sampai Distrik serta Kabupaten
bahkan sampai Provinsi dan juga
tingkat Pusat kendati tamatan dari Tingkat Sekolah Mengenah Pertama
(SMP).
Selain itu juga, beliau Bapak
Kepala Desa Atou,Yohanes Nipoto Nokuwo,dia punya integritasnya sangat tinggi
sehingga dia mampu mengatur sistematika tentang hubungan kerjasamanya. Di lihat
dalam konteks hubungan kerjasamanya ,baik antara pimpinan Kampung Atou serta jajarannya dalam pemerintahan Atou maupun
antara seluruh tokoh-tokoh
masyarakat Atou serta anggota masyarakat
Atou .
Ini suatu nilai yang sangat mengonjol dalam konteks
ini adalah singkronisasinya,dan komunikasinya,sehingga tercipta kesatuan dan
persatuan dalam membangun mewarnai Kampung Atou.
BAB III.
PENGGUNAAN DANA PROSPEK
A.
KECAKAPAN PENGGUNAAN DANA DESA
OLEH KEPALA DESA ATOU
Yohanes Nipoto Nokuwo,selaku Kepala
Kampung Atou ,beliau biarpun tamatan
dari Sekolah Menengah Pertama alias SMP tetapi
tetap membangun Kampung Atou dengan bijak. Kinerja dan integritas dari
pada Bapak John Nipoto Nokuwo,kini dilihat dari biji mata pelajar mahasiswa
seasal Kampung Atou kepada nya Bapak John Nipoto Nokuwo tak bisa di bandingkan
dengan kepala desa-kepala desa yang lain yang ada di Meewodide Papua.
Kepala-kepala desa yang lain juga bukan
dimaksudkan tidak punya kemampuannya,dan integritasnya tetapi dalam konteks
tersebut beliau telah membuka jalan tikus dengan jenius. Foto tentang
membukanya jalan tikus,disini penulis siap ingin cantumkan pada episode yang
akan datang.
A. PENGGUNAAN DANA DESA KEPADA
MASYARAKAT OLEH KEPALA DESA
Bapak Kelapa Desa,
berpapasan dengan Masyarakatnya
untuk visi ke depan/dot.came .com.2016.
Atou-
Karena rakyat,karena Pemerintah maka Saya selaku pimpinan Kampung Atou dan Masyarakat Atou sehingga saya hadir disini Statusnya sebagai
Kepala Desa. Memang kenyataannya saya
telah datang lahir dari rahimnya Nikai Gaboubo itu tetap dan lahiriah, tetapi pada
konteks status pemerintahannya, saya telah lahir datang dari harim seluruh
rakyat Atou pada rilisan itu, sehingga saya atas nama Yohanes Nipoto Nokuwo
patut di sebut sebagai Bapak Kepala Desa Atou di Kampung Atou di Distrik Mapia Tengah Kabupaten Dogiyai
Provinsi Papua Negara Indonesia.
Namun
hakekatnya itu, maka saya telah terpilih , terlahir, dan datang sebagai Kepala
Desa, bukan karena kepintaran dan kehebatan saya tetapi atas seluruh dukungan ,
baik doa, dan doa reztu, kekuatan dan tenaga serta dorongan dan motivasi dari
seluruh rakyatku Atou sehingga saya layak dipanggil sebagai Kepala Desa.
Sebab
itu, saya atas nama kepala Desa tidak mampu untuk membangun,dan membangkitkan
serta mensejahterakan serta hidup
mandiri buat Atou dan rakyat Atou serta
di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi
dan segala aspek Pembangungan yang esensi bagi kita Atou dari sumber dana
prospek ini. Sehingga itu, saya mengajak kepada seluruh warga Kampung Atou,mari
kita bersatu bergandeng tangan membangun Kampung kita, Halaman Atou ,yang
berada pada di tengah-tengah hutan berantara serta dilimuti oleh salju
putih setiap senjah sore, untuk kita agar demi kelak hari yang menciptakan akan
permai pesona.
Pada
prinsipnya, dari sisi nilai-nilai kesatuan dan persatuan itu,janganlah kita
abaikan, lalaihkan, dan deletkan dari
agenda kebersamaan kita. Agar pada
hakekatnya untuk menjaga nilai-nilai kode etik kebersamaan pada Kampung untuk
selebih dari itu,mari kita mencipakan nilai-nilai keloyalitasa, kesetiaan, Kecakapan,
nilai religious, supaya keharmonisan akan tercipta dengan esensi bagi banyak
orang.
Pada
konteks ini, saya juga tak lupakan kepada seluruh rangkaian efouriah dan
semangat baik dari rakyatku sendiri, maupun kelompok pengari , yaitu
diantaranya Yuliana Edowai Bepa, Gaboubo Gabou, Thresia Nokuwo, Didima Degei,
Agustina Degei, Agnes Pinibo, dan Sovia Edowai (alam),Martina Edowai serta yang lainnya yang saya cintai.
Saya
selaku kepala Desa, saya juga tidak mau diam dan lipat tangat tinggal,t etapi
saya pun bergerak untuk membuka 8 (delapan ) buah Buku Tabungan alias Regening
pada 8 (delapan) kelompok atau 8 (delapan) wilayah adat terkecil di Kampung Atou,itulah kerinduan dan animo
hatiku.
Hai
seluruh rakyatku,kerinduanku ,pasti ada yang sama dengan kerinduan hati Nokuwo,
dan sebab itu ,kerinduan kita adalah satu dan sama ,tetapi kata orang ,sebutan
nama uang itu sangat teramat ringan tetapi cari uang itu sangat teramat sulit
jika kita tidak paku dan fokus pada perkebunan dan pertanian,dan peternakan dan
perikanan serta pertugangan,bahkan mata pencaharian sehari-hari kita, itu
menjadi minat dan bakat kita, sehingga saya harap kita fokus pada itu
supaya bisa dapat hidup mndiri dan
sejahtera untuk Atou besok hari. Itulah
mimpian dan harapan kita bersama sehingga itu, fokuskan dalam kerja anda untuk mengambung pada
masing-masing 8 ( delapan ) Buku Tabungan yang sebagaimana saya telah sediakan
agar untuk dengan kepentingan bersama .
3.2.2. Tujuan
dan Kerinduan Buku Tabanas
Tujuan
dari pada program yang saya telah programkan mengenai 8 (delapan) buah Regining
atau Buku Tabungan atau Buku Tabanas yang saya telah jatuhkan pada 8 (delapan)
buah tangan perwakilan dari seluruh rakyat Atou pada masing-masing perwakilan dari 8 (delapan) kelompok .Supaya sumber dana dari
8 (delapan) buah Buku Tabanas untuk
memupuk,memelihara,dan mnjaga sampai
memprioritas utama pada kolidor
Pendidikan Pendidikan, dan Pendidikan Kesehatan, bahkan kepentingan-kepentingan
umum lainnya, bisa menggunakan dari dana tersebut.
Jadi sebuah kata
memelihara dan merawat dimaknai sebagai bibit sehingga harapnya memupuk dia
dengan sepenuh hati,supaya dia bertumbuh dan bermekar sampai dewasa pada detik-detik Atou kemudian hari
yang lebih bahagia. Berbebernya.
BAB
IV.
PRASASTI BERUPA APRESIASI OLEH PELAJAR MAHASISWA
KEPADA SELURUH
WARGA
ATOU
A.
APERSIASI DARI MAHASISWA KEPADA INTELEKTUAL
ATOU
Kami seluruh
pelajar dan Mahasiswa se asal Atou kami
datang berpapasan melalui teks ini pada buku yang berjudul : “ Dari Hutan Berantara, Atoupugi Menuju Atou
Baru.” yang kakak kami dan adik kami
saudara Yulianus Edowai yang sebagaimana terbitkan buku ini menjadi sebuah
prasasti berharga dari kami seluruh pelajar dan mahasiswa kepada
para seluruh intelektual, yang
ada di Atou.
Selain dari itu juga ,Para tokoh-tokoh dan seluruh masyarakat Atou, dan bahkan para
pemerintah Kampung Atou, serta Para pihak pendidikan dan kesehatan , dan juga
para pihak gereja yang ada di Atou , dari kami sangat termat salut kepada
kalian semua.
Namu hanya itu, tetapi juga bahkan yang lain
dari yang tersebut ,diantaranya , leluhur dan tuan tanah yang tak kelihatan di
mata kami,terutama Allah Alam Segala
Semesta,Pencipta Langit dan Bumi,terutama Bumi Atou yang telah terkarya dengan
10 (selupuh) buah jari tangan yang begitu authority kepada kami
, sehingga kami dengan hati yang begitu bereuforiah yang tak terhingga memuji
dan memmuja selamanya,buku ini.
Selanjutnya, seluruh pengorbangan energy atau
tenaga, waktu atau durasi, Kesakitan dan
penderitaan, segala multi duka dan tawa,dan susah dan payah serta betah dan
lenyah, semua telah dibiarkan demi pada prinsipnya untuk mewujudkan
mengukseskan segala aspek pembangunan Kampung Atou harapan untuk esok harinya
segala sedih berubah menjadi suka cita dan gembira serta pesona puncaknya Atou
bahagia detik-detik episode berikut.
B.
DARI
SUMBER DANA DESA TELAH MEMBUKA JALAN TIKUS
Dari
sumber dana desa telah membuka jalan tikus sehingga jalan tikus berubah menjadi
jalan raya pada akhir-akhir ini. Melalui
jalan tikus dari Tigikeibutu-Gabemakida menuju ke Putaapa dengan jalan kaki dan pada wajah Penulis
dihiasi dengan air keringat dicampuri
dengan air mata ,lalu tiba di Putaapa untuk mengekungi dan belajar
sekolah dengan tujuan untuk meraih cita-cita
ke depan bagi Yulianus Edowai dan adik-adik yang ada dibelakangnya Yulianus.
Pada
jalan tikus ini, tembus tempuh dari Atou ke Putaapa dan dari Putaapa ke Atou di
tengah-tengahnya makan berjam-jam sampai tiba pada tujuannya.
Wah,
ada hikayat yang sangat menarik dari
Nenekku Yuliana Bepa Edowai dan Tetekku Mehawigi Boga serta Nenekku Katarina
Edowai bahwa ,coba bayangkan dari
Adaiyati, Gekobago, Gopei, Mokuto, Moudagi, Tumiyaikunu, Gawani, Wodamaida,
Gabemakida, Iyomouto, Bagou, Temokiya,
Owadimi, Kotugiya, Tigikeibutu,
Maimani, Odeyaidimi, Ogeyage, Digiyaga,
dan Gokeidimi, kami dahulu itu menuju ke putaapa sepanjang jalan itu,dari tempat-tempat
tersebut ke Putaapa ada yang satu malam dua hari,dan ada yang dua malam tiga
kemudian itu kami bisa sampai di Putaapa.
Tetapi
sekarang dunia semakin hari semakin menyepit, dan juga segala lamaran-lamaran
yang di lamarkan oleh pemalar dahulu semasa sejak kami kecil mulai menggenapi, bahkan
sampai hal-hal keanehan yang belum terjadi pada semasa kami waktu kecil
sekarang telah dan mulai terjadi sehingga menempuh dengan berjalan kaki dari
beberapa nama-nama tempat tersebut menuju ke Putaapa bisa sampai dalam 1 (satu)
jam saja durasi waktunya, maka generasi kamu
seterusnya santei,tetapi sangat luwes dan parah hidupnya.
C. KONDISI
JALAN DAN HUTAN ATOU SEJAK DAHULU KALAH
Hutan
rimbah yang di campuri dengan salju yang begitu hebat kedingingannya,dan pada
keadaannya hutan berantara sepertinya pada foto di bawah ini.
Hutan
berantara bagian dari pada Hutan Tropis
di tengah pegunungan Papua di Negeri Dogiyai di
Distrik Mapia Tengah Kampung
Atou. Daerah Hutan Tropis yang
sangat tidak bisa di jangkau oleh banyak
warga masyarakat public tetapi Akal dan marifat yang di berikan Oleh Allah
kepada salah satu Tokoh , yaitu Bapak Kansius Boga.
Dia
telah mengatur barisannya dengan kolega-koleganya ,diantaranya ,yaitu : Matias
Edowai, Damianus Edowai,Kansius Boga,Daniel Nokuwo,Esebius Edowai, Yopi Edowai, Marius Edowai,Mudestus
Nokuwo,Kasimerius Nokuwo, Linus Edowai,Kaspar Edowai ,Lukas Pinibo, Yermias
Pinibo,serta Yosep Edowai, Xaverius
Ganou, dan Laurensius Pugiye.
Kemudian
memuka hutan Atoupugi yang pertama dipimpin oleh Bapak Kansius Boga dengan akal
yang sanubari dan marifat yang tajam merentes di wilayah hutan gunung
Atoupugi dari ujung ke ujung Atou. Dengan tujuan suci dari Bapak Kansius Boga
dari Putaapa akalnya berjalan keliling di sepanjang Gunung Hutan Atoupugi dengan mewujudkan dengan sebuah organisasi
baru dari sistim pemerintahannya Putaapa.
Pada
sebuah organisasi itu telah terdiri dari 12 (dua belas) orang , yang terbagi dalam tersistematis dan
terstruktur, yaitu : Ketua,Wakil Ketua, Skretaris, dan Sekretaris I dan
Bendahara ,dan Bendahara I, Keamanan 3 orang, bagian kerohanian 3 orang , yaitu
Yohanes Nipoto Nokuwo, David Boga, dan
Yoseph Edowai ,mereka menadi Katagis/Pewarta penetap di Atoupugi. Pada masa itu
beribadahnya di dalam rumah daun Sayur
Paku atau dalam bahasa latin daun(Spora) menjadi penutup menutupi atap
pada rumah Ibadah.
Namun dari pada itu, kekuatan 12 (dua belas) orang serta seluruh dukungan
doa reztu oleh seluruh warga kampong
Atou serta para pihak masyarakat yang lain maka sehingga akhirnya telah terbuka
jalan raya sikop dari jalan tikus di
tengah-tengah hutan berantara yang
begitu hebat.
Dari jalan tikus
telah membuka hutan rimbah yang begitu hebat dan membangunnya Kampung di
tengah-tengah hutan berantara oleh beberpa tokoh-tokoh dan di bawah pimpinannya
Bapak Linus Edowai serta Bapak Kansius Boga ,keduan menjadi pioner Kampung
Atou. Kemudian itu, di lanjuti di banging oleh Bapak Yohanes Nokuwo
penggatinya kedua beliau tersbeut di
atas.
Dari gambar mengenai
jalan raya skop ini,pada hakekatnya dari wajah hutan berantara Kampung
Atoupugi ,sekarang melalui lirisan pada potoh tersebut di atas ini berubah
wajah di tengah-tengah hutan Atou. Jalan
ini menuju ke Kampung Atou di tengah-tengah hutan telah didirikan rumah-rumah
bertap Seng dari beratap dedaunan daun pandang. Penulis siap ingin
terilustrasikan pada wajah wacana sebagian Kampung Atou, sebagai berikut ini.
Sehingga itu,Anda dan saya sebagai pemerhati dan
perenung bukan pekritik tentang kondisi dan keadaan Alam dan hutan
berantara yang tidak bisa dijauh dahulu
kala tetapi sekarang,generasi bapak-mama penulis ini, dari tidak bisa dijangkau
menjadi bisa jadi jangkau.
Pada
sejak tahun 2004 sewaktu dipimpi oleh bapak Linus Edowai bersama Bapak Kansius
Boga beliau berdua telah menjadi selaku Kepala Desa dan Skretaris Desa. Beliau
berdua telah terpimpin Kurang lebihnya 20 (dua puluh )Tahun lamanya ,masa
baktinya pada konteks adminstratif pemerintahan di tingkat Kampung atau Desa.
Selama itu telah membangun pembanguan pada Pendidikan di bidang pendidikan
,pendidikan Kesehatan,dan membangunya gedung gereja Katolik tetapi sisanya dari
pada gedung gereja masih belum diselesaiakan di karenakan hanya karena satu dan
banyak hal.
Selanjutnya
sisa program yang diprogramkan oleh Bapak Linus Edowai dan Bapak Kansius Boga
mengenai Gedung gereja itu,telah dilanjutkan oleh Kepala Desa baru,yaitu Bapak
Yohanes Nipoto Nokuwo,yang terkini menjadi Kepala Kampung Atou. Dan juga Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo,dia dulu
pernah menjadi pewarta pertama di Kampung Atou,dalam tugas pelayanan
religiusnya yang sangat esensi bagi seluruh umat atau jemaat Kampung Atou.
Selain
itu,Pembangunan jalan dari berbapatan Pemerintah Putaapa menuju ke Kampung Atou
,begitu panjangnya 25 kilo meter
dari perbatasan Pemerintah Kampung Putaapa ke Pemerintah Kampung Atou
jadi berhasil dengan baik. Namun,pada itu,di bangun pada orde pemerintahannya
bapak Yohanes Nipoto Nokuwo di bidang
pemerintahan Kampung yang terpimpin dengan penuh semangat dan suport.
A.
KEADAAN
HUTAN ATOU DAHULU DENGAN SALJU
Hutan Atou pertama penuh dengan s alju, dan awan yang tebal dan awan yang bercampur dengan hujan krimisi, serta kedingingan yang begitu tinggi bagaikan , ketika seseorang tangannya kasih masukan dalam kotak Es. Suhu udara rata-rata 20 o Celcius dan suhu minimum 30o Celsius serta curah hujan rata-rata dalam setahun 227 -387 mm dalam 5 (lima) tahun sekali dengan kelembapan udara 194 % serta ketinggian dari permukaan laut pada interval 1.284 Meter
YULIANUS EDOWAI BERPAPASAN PADA LIRISAN INI.
Hutan Atou pertama penuh dengan s alju, dan awan yang tebal dan awan yang bercampur dengan hujan krimisi, serta kedingingan yang begitu tinggi bagaikan , ketika seseorang tangannya kasih masukan dalam kotak Es. Suhu udara rata-rata 20 o Celcius dan suhu minimum 30o Celsius serta curah hujan rata-rata dalam setahun 227 -387 mm dalam 5 (lima) tahun sekali dengan kelembapan udara 194 % serta ketinggian dari permukaan laut pada interval 1.284 Meter
YULIANUS EDOWAI BERPAPASAN PADA LIRISAN INI.
0 Response to " "
Posting Komentar