MASYARAKAT ADAT MAPIA BADO KEPADA AXIOLOGI ILMU NILAI



MASYARAKAT ADAT MAPIA BADO KEPADA  AXIOLOGI
ILMU NILAI

Oleh: Yulianus Bukihapai Edowai
P
enulis siap ingin bahas ada beberapa sudut  pandang   axiology di kandungkan dari tealaah Hukum orang Mee yang  telah  dipandang  dari  Warga Masyarakat Mee Mapia-Bado  kepada Ilmu  Axiologi.  Cabang  pengetahuan  masyarakat  Adat  Mee di Meeuwodide,   yang mempelajari  hal ihwal nilai  seperti misalnya,   jenis-jenis,   kedudukannya,   dalam masyarakat, sifat  dasarnya,  dan ukuran penelaiannya.  Para Pioner Ilmu Pengetahuan  kemasyarakatan pada umumnya,  sepakat bahwa nilai adalah Kemampuan ( baik secara nyata maupun hanya dipercayai adanya oleh manusia) dari suatu benda ,  gagasan,  atau isi pengalaman untuk memuaskan suatu keingingan  manusia dalam komunal adat.  Bilamana suatu hal sebagai sasaran  gairah manusia senantiasa di dambakan dan diusahakan agar terwujud, maka hal itu,  lalu merupakan sebuha nilai.  Nilai  mengandung suatu keberhargaan yang selalu dicari oleh  semua.
Sehingga ,di sini penulis pun juga,mempertahankan prinsip oleh para pioneer Axiologiwan tersebut di atas ,dalam kehidupan  manusia sejak dahulu sampai sekarang nilai merupakan kedudukan yang sangat esensi dan penting. Bahkan dapat dikatakan bahwa pada dasarnya seluruh kehidupan manusia berkisar pada usaha-usaha mencaiptakan ,memperjuangkan, dan mempertahankan suatu atau berbagai nilai, dari nilai biasa dalam urusan sehari-hari samapi nilai yang bersifat luhur dari hal yang dianggap sangat signifikan. Sebagai Contoh, orang yang bekerja keras dan menabung hasil kerjanya memciptakan kekayaan yang mempunyai  nilai ekonomi. Sekolompok orang yang berjuang dengan berbagai pengorbangan  untuk memerdekakan dirinya pada dasarnya adalah memperjuangkan nilai-nilai yang bersifat politik dan kemanusiaan sebab manusia adalah koderati  moril Allah. Sebuah masyarakat adat Indonesia pada umumnya dan pada khususnya masyarakat adat Mee Mapia Bado di Meuwodide, khusyuk berdoa dan melaksanakan semua kebaktian  kepada Sang Pencipta adalah mempertahankan nilai-nilai keagamaan.
Penulis siap memberikan sebuah tepa,mengenai sekolompok orang Filosufh Mee, diantaranya ,: “Auki Tegeke, dari (Modio); Wagakey Gobay,dari (Yegoukotu);  Ikoko Nokuwo, dari (Isago) ;  Tepehaugi Edowai,  dari (Gabemakida,  Atou ); Ikousaisai Boga, dari (Gopey- Atou);  Dekeigai Degei, dan Keteigai Degei ,Nanipia dari (Putapaa);  Dakeugi Makai ,dari (Piyaiye); dan Enagobi Gobay, dari (Pogiano); pada kelompok Filosofih tersebut ini bisa disebut sebagai pioneer untuk menemukan dan membawah masuk Axiology di Meuwodide di Wilayah Selatan Mapia di  “MAPIA –BADO”  di sanalah Tempat Termisteri/{Masuwa}.”  Para kelompok Pionner tersebut di atas yang berjuang keras dengan beragai pengorbangan,berupa makanan khas, rokok,  sistim hubungan social; Kuskus Pohon;  Burung Dewata alias Cenderawasih, babai celeng; dan kulit biah, serta bahasa untuk itu, dengan tujuan untuk  memerdekakan, baik dirinya, keluarga, lingkungannya, dan warga adat tetangganya di lingkungan adat Meuwodide untuk mengeranyi wilayah yang gelap gulita menjadi Panorama Dian yang begitu Jaya, hingga sekarang.
Pada pokoknya nilai luhur yang telah bawah masuk oleh para Misioner barat,yang bernama Herman Tillemans, Uskup. H. Moninghop,di Pintu Wilayah Selatan Meuwodide di Mapia Bado , (Uta).  Lalu penjemputan utama oleh para Pioner-pioner Filusuf Mee yang telah termuat di atas, diantara, Wagakey  Gobay, Ikoko Nokuwo,  Auki Tegeke, Dekeigai Degei; Dakeugi Makai, Tepehaugi Edowai, Keteigai Degei, (Ninipia), mereka inilah yang kelompok pertama menunjungi dan menjemput terang, dengan penorbangan berbagai rempa-rempa unik yang ada di wilayah Mapia Bado. Saya siap memperjelaskan  tujuan utamanya pada itu, pada pokoknya Nilai.
Sehingga pada pokoknya Nilai adalah suatu sasaran dari keinginan  manusia. Pengertian keinginan di tafsirkan  secara sekemampuan penulis yang cukup luas dapat mencakup berbagai kebutuhan karena manusia menginginkan sesuatu hal tentunya meman hal itu dibutuhkan. Selanjutnya kebutuhan itu supaya sungguh-sungguh terpenuhi tentu harus menjadi  menjadi minat dari tindakan-tindakan manusia yang positif. Minat itu, jika terus menerus dipelihara pada kelanjutannya etnik keturunan suatu keteriakan batin yang kaut dalam diri manusia terhadap hal yang bersangkutan.  Dengan demikian, kehasratan manusia secara lengkap dan terpenuhi ,mencakup pula unsur-unsur kebutuhan Terang (Awepito) ,minat dan keterikan yang bersifat pasti.  Sesuatu hal apa saja yang dapat memuaskan keinginan manusia Mee di Mapia Bado pada khususnya dan itu telah menjadi komples dan luas terpesat di wilayah Meuwodide yang lengkap itu merupakan Nilai yang unik.
Wagakei Gobay, pandangannya tentang Nilai,bahwa: “ Nilai merupakan suatu hal yang serasi ,seimang dan sesuai kenyataan di luar diri manusia dan sekaligus sesuai pribadi di dalam kesadaran manusia. Sesuatu nilai tercipta bilamana  ada hubungan saling terkait antara kenyataan sebenarnya dengan kesadaran pribadi itu.  Jadi, suatu nilai, tertentu  lahir bilamana pada suatu ketika ada sikap manusia yang menginginkan sesuatu hal dan  pada saat yang bersama terdapat sesuatu sasaran  di luar dirinya yang memenuhi kegairahan positif  manusia itu.  Hubungan itu berlaku timal balik dan saling mempengaruhi dari nilai gelap ke nilai terang.  Dengan demikian,suatu nilai tertentu juga dapat tercipta apabila sesuatu hal yang di dunia ini merangsang keinginan manusia  dan serta merta timbul suatu sikap adat suci  dalam diri seseorang yang menginginkan hal positif suci yang bersangkutan. Jelasnya,bahwa manusia semasa, Auki Tegeke, Ikokonowo, dan Dakeugi Makai, Wagakey Gobay, Tepehaugi Edowai, dan  Degeigai Degei, punya segi kesdaran pribadi dalam diri manusia dapat menjelaskan sebabnya mengapa ada perbedaan nilai dan penilaian di antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya,  karena  keinginan masing-masing dengan,  (segenap kebutuhan,  minat dan keterkaitannya),  yang musti dipuaskan  memang berbeda.  Sejak dahulu sampai sekarang tidak ada satu ukuran pasti dan tetap untuk melakukan penilaian”.
Penulis, siap ingin memperjelaskan melangkah dari nilai-nilai ke “Penilaian” yang ada di berbagai aspek kehidupan sesuai dengan perkembangan jenis-jenis nilai yang masing-masing yang memilik ukuran penelian tersendiri.  Ukuran penelaian dari suatu jenis nilai tidak dapat atau   tidak tepat untuk diperlakukan terhadap suatu jenis nilai yang lainnya. Misalnya ukuran nilai keindahan tidak cocok  untuk di terapkan pada misalnya Nilai Kesehatan atau Nilai Keadilan.
Izinkanlah saya bahwa,  semua nilai yang ada di dunia ini dapat secara sederhana digolongkan menjadi 8 jenis nilai, di antaranya:
v  Nilai Ekonomi, umumnya terdapat pada benda yang dapat diperjual belikan dan mempunyai harga pasar.
v  Nilai Keagamaan, umumnya terdapat pada ketaqwaan terhadap Sang Pencipta dan Pelaksanaan semua Kegiatan Ibadah yang di wajibkan-Nya.
v  Nilai Filosofih Mee di Mapia Bado,umumnya menghormati dan mentaati sepulu hukum Tuhan, diantaranya ,(Omatenai, Mogaitetaii, Puhama Tewekai, Meeka Agiso , Gibigidi Tesakai, Ugatemesa Nagoo diso sadou,  Akisa Amai Akisa Etena Epiedotai,  Debako mana wekataimeido Maanotekai Ugatameto maano Egaii, Meekasagamo kibikidimi Tesagai, Dimima Manama Ugatame epato makegatetai ), konsepan dari Hukum tersebut ini adalah  Hukum Tertulis dan Hukum tidak tertulis yang masih berlaku di tengah-tengah kehidupan manusia modern ini.
v  Nilai Kebenaran, Umumnya terdapat pada ilmu dan berbagai pengetahuan yang  percaya.
v  Nilai Perserikatan, Umumnya terdapat pada dalam berbagai kelompok manusia dari keluarga sampai persahabatan,baik dari sesame keluarga,local dan nasional serta internasional.
v  Nilai Kesehatan, Umumnya terdapt pada jasmani manusia yang bebas dari penderitaan , penyakit dan suatu gangguan lainnya.
v  Nilai Kebaikan, Umumnya terdapat pada kebajikan dan keluhuran budi dan akal. Dalam semua nilai-nilai tersebut di atas tidak terlepas dari nilai hiburan untuk menciptakan nilai keindahan dalam seluruh hidupnya, sehingga itu perlu diilustrasikan nilai hiburan lagi.
v  Nilai Hiburan, Umumnya terdapat  pada  berbagai kegiatan permainan yang menimbulkan perasaan senag,sehingga dalam kegiatan itu mewarnai dengan kegiatan  karya seni dan berbagai benda alamiah.
Jadi,  penulis di tegakan  ilmu patokan piker dalam rahasia mitos sejati pada kehidupan Mee Mapia Bado di Meuwodide,  bahwa yang mempelajari tata kebulatan pemikir yang menggunakan sesuatu patokan pikir yang disangga benar dan hakiki untuk menurunkan kesimpulan-kesimpulan dengan serangkaian aturan menyimpulkan tertentu.  Jadi, di sini yang menjadi aturan kesimpulan adalah (Sepuluh Hukum oleh Dokma Tuhan),  menjadi konstitusi Hukum  Adat  bagi  Mee  di  Meuwodide.
Semua pokok soal tersebut di atas merupakan sasaran dari Axiologi terhadap warga masyarakat adat Mee Mapia Bado , yang di sebut juga (The Science of  Value Spritual hollys), imu tentang nilai-nilai suci. (Enskopedi Ilmu-Ilmu,hlm 60,61,62,The Liang Gie and Andrian The.).  
Sehingga seluruh nilai-nilai dan nomology yang telah  termuat dari dokumen Adat  Orang Mee harus mematuhi dengan sepenuh hati supaya. Agar hidup dan kehidupan baik bagi  kita,maupun bagi anak dan anak cucu kita ke kelak yang lebih signifikan sampai berguna.//Harapnya (*)

Jayapura,25 September 2017
“…………..Semoga bermanfaat……………..!!!

By: Yulianus Bukihapai Edowai,,,,,.

Related Posts:

0 Response to "MASYARAKAT ADAT MAPIA BADO KEPADA AXIOLOGI ILMU NILAI "

Posting Komentar