JEMBATAN ROTAN SUNGAI MAPIA SEBAGAI
JEMBATAN KOMUNIKASI
oleh:Yulianus Bukihapai Edowai
S
|
UARA
DEMAPI -,Jadi, Jembatan Komunikasi,berangkat dari studi ilmu komunikasi.
Jembatan Rotan Sungai Mapia di Distrik Mapia Tengah di Kabupaten Dogiyai,perlu
dibangun dan di bicarakan dengan modern,selaras dengan kodratnya manusia itu, adalah sebagai mahkluk pribadi dan
sekaligus sebagai mahkluk sosial. Dalam hal ini,bagi manusia tedapat dua
kepentingan yaitu,kepentingan Pribadi dan kepentingan bersama
(masyarakat). Kepentingan Pribadi karena
manusia secaa pribadi berkeinginan
memenuhi kepentingan pribadi,dan kepentingan bersama karena manusia
berkeinginan untuk memenuhi kepentingan masyaakat.
Manusia itu baik sebagai pribadi, maupun mahkluk
sosial ingin memenuhi kebutuhan sosial secara umum,yaitu apa yang kita bisa
disebut dengan kebutuhan ekonomis dan kebutuhan biologis. Untuk memenuhi
kebutuhan ini manusia tidak dapat
berdiri sendiri,ia harus bekerja sama denga orang lain atau masyaakat lain.
Tanpa mengadakan kerja sama dan hubungan maka kebutuhan tesebut tidak akan
dapat tepenuhi. Oleh sebab itu, manusia baik secara pribadi maupun secara bersama
memerlukan dan melakukan serba
membangun hubungan.
Sesungguhnya itu, Jembatan merupakan sebuah Perhubungan
sosial antara warga kampung di sekitar Jembatan ,bahkan juga dari warga Distrik
satu ke warga Distrik lain,dan dari
warga Kabupaten satu ke warga Kabupaten
lain serta warga dari Pulau A ,adakan
komunikasi ke warga Pulau B untuk akan mewujudkan tujuan komunikasi hidup yang
baik. Namun, demikian itu, Jembatan
Rotan Sungai Mapia adalah hubungan antara seluruh warrga masyarakat dibawah
naungan ke empat Adminstrasi
Pemerintahan Distrik di Wilayah Mapia dan Piyaiye.
Sehingga seluruh
warga masyarakat ke empat Distrik meminta kepada ke empat Kepala Distrik,yaitu antara
lain; Kepala Dsitrik Mapia Tengah, Kepala Mapia Barat, Kepala Distik Sukikai
dan Kepala Distrik Sukikai Selatan,segera mengontrol Jembatan hubungan antara bagi
para warga itu.
Agar tercipta suasana Jembatan Rotan Sungai Mapia serta
selain dari itu,yang ada di lingkungan Kabupaten Dogiyai segera membangun
Jembatan Beton terlepas dari jembatan rotan. Supaya tercipta suasana yang
saling mengerti,suasana yang harmonis maka diperlukan suasana yang
serasi,seralas,dan seimbang. Maka manusia dan masyarakat di wilayah sekitar itu
harus menyadari kondisi yang demikian
dan agar membangun Jembatan Rotan hubungan tetap harmonis maka ia tidak putus
asa dan tetap menguasaikan diri sikap dan perikalu dalam keadaan kesepakatan
bersama oleh seluruh warga masyarakat adat setempat dengan Uskup syarat-syarat
yang sebagaimana mestinya,dalam keadaan,waktu, dan tempat (Ketupat) di mana
hubungan tersebut berlangsung. Pungkasnya,Warga.
Hal itu ,sangat diidentiti dengan pendapatnya ,” Rick
Warren mengingatkan Para penghotbah bahwa, “ Preaching is all aboutbridging
THEN (Interpretation) and NOW
(Application). The bridge is the
Timeless Principile”. Maksudnya,Kthotbah itu adalah untuk “ menjembatani”
Masa Alkitab melalui penafsiran yang baik dan penerapan
prinsip-prinsip itu pada masa kini.
Konsep penjembantan adalah Kunci Kohotbah yang menarik.
Sesungguhnya konsep jembatan bukanlah Jembatan bagi
Sungai Mapia melainkan Jembatan Komunikasi antara seluruh golongan warga
masyarakat baik,Mapia besar, Piyaiye, dan Kamuu, namun pada itu, jangan jarang
bergandeng tangan tetapi kondisikan untuk membuka bergandeng tangan untuk
memasang mempebaki modern jaringan jembatan Rotan tersebut. Suara Warga/Setempat.
Kerap kali penghotbah hanya berkhotbah bagi dirinya sendiri. Ia senang memfokuskan
pada beritanya,asik dengan argumennya,dan tidak peduli apakah jembatannya
mengerti atau berhubungan dengan
kehidupan mereka. Bahkan ,ia tidak peduli
kalau jembatannya itu,gelisah karena ia lebih berfokus pada uraian penafsiran teks Alkitab yang berhubungan dengan masa
lalu di Israel.
Dari dekade Israel
menurut Alkitab sebagai sebuah ilustrasi,pada lirik Jembatan Rotan
mengenai Sungai Mapia. Karena Jembatan Rotan Mapia merupakan jembatan zaman tradisional alat dan bahannya,
sehingga itu pada prinsipnya , perlu di rehap dan direvisikan dengan alat dan
bahan modern oleh di bawah Pimpinan ke empat kepala Distrik tersebut,tadi.Pungkasnya.
Selain itu, ada juga penghotbah yang asik dengan aplikasi yang kelihatan menarik,pada
hal kadang tidak sesuai dengan teks yang di bahas. Ia sibuk dengan cerita dan ilustrasi masa
kini ,yang sebenanya mengena dalam kehidupan sehai-hari, tetapi miskin mirip
penjembatannya. Dalam hal itu,ketidak sesuaian antaa judul dan isi khotbah
kerap kali tejadi karena penghotbah
tejebak untuk mengangkat untuk banyak ide besar.
Sebuah tepa pada rangkaian tesebut, Jembatan Rotan Sungai Mapia
di identity dengan Komunikasi dan Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antar manusia baik individu maupun
kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari
disadari dan atau tidak disadari
komunikasi pada jembatan rotan Sungai Mapia adalah bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri,paling tidak sejak ia dilahirkan berkomunikasi dengan lingkungannya. Imbuhnya.//Yulianus Edowai.
Berkhotbah bukanlah hal yang mudah dan gampang. Itu
sebabnya, seorang penghotbah perlu terus
menyempurnakan cara dalam menyampaikan
Firman Tuhan. Tentu prinsip Rohani
seperti bedoa dan “ berendam”
dalam teks Firman menjadi hal yang dasar
yang harus di lakukan oleh penghotbah.
Jika, akan membangunnya Jembatan Beton Sungai Mapia
dari Jembatan Rotan ,sehingga itu dengan tujuan jembatan,jelas bahwa, dalam
kehidupan kita sehari-hari,apabila sebagai pejabat atau pemimpin atau
masyarakat umum, maka kita sering berhubungan dengan masyarakat. Pada itu,niscaya memahami orang lain,kita
sebagai pembangun untuk membangun sebuah jembatan maka kita harus mengerti
benar aspirasi masyarrakat setempat tentang apa yang diinginkan,jangan mereka
menginginkan kehendaknya.Harapnya/Warga.
(*)
Penulis Adalah Yulianus Bukihapai
Edowai
0 Response to "JEMBATAN ROTAN SUNGAI MAPIA SEBAGAI JEMBATAN KOMUNIKASI "
Posting Komentar